BANGKA TENGAH, SEPUTARINDONESIA.Id- Meskipun sudah diperingatkan pihak desa dan kepolisian, masyarakat penambang yang ada di wilayah Pantai menuang dusun kedimpel desa Baskara Bakti kecamatan Namang Bangka Tengah ini sama sekali tak menghiraukan peringatan tersebut.
Menurut pengakuan warga setempat, ada kurang lebih sekitar 30 lebih ponton yang bekerja dimana aktifitas penambangan ini seperti sudah dikoordinasikan ke pihak aparat penegak hukum setempat.
“Satu hal yang sangat di sayangkan, adanya oknum yang membocorkan terkait perihal penertiban penambangan ini. Setiap ada kegiatan penertiban pasti para penambang berkurang bahkan tidak menambang,” ungkap sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Diungkapkannya, kalau penambangan ini tidak hanya bekerja pada siang hari namun juga dilakukan pada malam hari, yang dimana lokasi penambangan merupakan objek wisata.
“Saat ini para penambang bekerja siang dan malam, mewakili masyarakat desa baskara bakti saya sangat menyayangkan adanya penambangan di bibir pantai yang mana saat ini merupakan objek wisata yang baru dikembangkan,” sesalnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan kalau para oknum penambang ilegal ini tidak pernah berpikir panjang dalam bertindak, hal ini justru hanya akan membuat mangrove yang sudah ditanam menjadi rusak.
“Jika alasan mereka karna urusan perut, harusnya masih banyak yang mereka bisa lakukan, desa baskara bakti ini kaya akan sumber daya alam nya. Ada laut, mereka bisa mencari rezeki di laut, masyarakat kita yang tidak berprofesi sebagai penambang pun masih bisa makan misalnya para petani dan nelayan. Intinya ada niat untuk lebih baik lagi,” ujarnya.
Sementara itu, camat Namang saat dikonfirmasi media ini mengungkapkan kalau pihaknya sudah melakukan upaya preventif terhadap para penambang.
“Kami sudah menghubungi mako Pol PP, dan juga sudah brapa kali kesitu. Kecamatan terus melakukan koordinasi ke Polsek,” ungkap Wahyudi yang juga pernah menjabat Kabid Trantibum Satpol PP Bateng.
Penulis : Renaldi