Home / Bangka Belitung / Berita / Pariwisata

Sabtu, 7 Juni 2025 - 10:24 WIB

Swiss-Belhotel Pangkalpinang Jadi Pilihan Universitas Trisakti Dalam Menggelar Diskusi Panel Pangan Berkelanjutan

SEPUTARINDONESIA.Id– Universitas Trisakti melalui tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dan peneliti multidisiplin yang terdiri dari dosen Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Institut Pariwisata Trisakti (Dr. Erny Tajib, S.E., M.M., drg. Monica Dewi Ranggaini, M.K.G., FICD, drg. Johni Halim, M.K.G., FICD, Dr. Sofian Lusa, S.E., M.Kom., CHRP., CBA, Hendra Gunawan, S.E., M.M., CHRMP , Dr. Ryan Corinus Dato Matheos, S.E., M.E.), mendukung Diskusi Panel Pangan Berkelanjutan bertema “Harmonisasi Ekosistem Perkebunan melalui Inovasi Tanaman Perkebunan untuk Mendukung Perawatan Kesehatan Gigi-Mulut dan Pembangunan Berkelanjutan”. Acara ini digelar di Swiss-Belhotel Pangkalpinang dan dihadiri oleh pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, akademik, industri, dan mahasiswa.

“Provinsi ini dikenal luas karena kekayaan timah dan pariwisatanya, namun sesungguhnya menyimpan potensi unggulan lain yang sangat penting: Sektor Perkebunan. Banyak hasil perkebunan, seperti lada putih, memiliki keterkaitan erat dengan perawatan kesehatan gigi dan mulut, dan sangat potensial dikembangkan melalui pendekatan hilirisasi berbasis riset dan teknologi. Dan kami tim dosen dari Universitas Trisakti berterima kasih kepada Bapak Ir. Hongky Listiyadhi, M.Ars., atas peran penting beliau dalam memfasilitasi tempat penyelenggaraan acara serta menjalin komunikasi yang efektif dengan para pemangku kepentingan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung” Ujar ketua tim PKM multidiplin, Dr. Erny Tajib, S.E, M.M yang merupakan salah satu putra Bangka yang mengabdikan diri dalam dunia pendidikan.

Diskusi ini merupakan langkah awal dari riset multi-tahun yang bertujuan mengembangkan strategi hilirisasi komoditas lokal seperti lada putih Bangka, yang kaya akan senyawa aktif dengan potensi sebagai bahan obat kumur antibakteri dan antiinflamasi alami. Pendekatan ini diharapkan dapat berkontribusi langsung pada peningkatan kualitas kesehatan gigi-mulut masyarakat, sekaligus mendorong nilai tambah ekonomi bagi petani lokal.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merupakan sentra produksi lada putih nasional, dengan karakteristik geografis dan sosial-ekonomi yang mendukung pengembangan berbasis komoditas lokal. Namun, masih rendahnya nilai tambah dari komoditas ini dan ketergantungan pada ekspor bahan mentah menjadi persoalan strategis. Oleh karena itu, hilirisasi berbasis riset dinilai mendesak untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal.

Diskusi ini bertujuan untuk mengangkat potensi pemanfaatan lada putih sebagai bahan kesehatan gigi dan mulut berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi; menyatukan visi lintas sektor dalam pengembangan hilirisasi perkebunan secara berkelanjutan; menjadi forum diskusi awal dalam merumuskan peta jalan riset dan intervensi masyarakat secara bertahap dan berkesinambungan; menginisiasi model kolaboratif antara universitas, pemerintah, industri, dan masyarakat lokal.

Panelis dalam Diskusi Panel Pangan Berkelanjutan ini adalah:

Dr. Erny Tajib, S.E., M.M. (Pakar Manajemen Inovasi)

drg. Monica Dewi Ranggaini, M.K.G., FICD (Dokter Gigi sekaligus Peneliti Kesehatan Gigi berbasis Bahan Alam)

Ir. Hongky Listiyadhi, M.Ars (Pelaku Usaha Pariwisata)

Riwan Kusmiadi, S.T.P, M.Si (Dekan UBB)

Gunawan, S.P., M.Si (Ahli Madya Penyuluh Pertanian)

dengan Ahmadi Sofyan sebagai Moderator.

 

 

Topik hilirisasi menjadi sorotan utama karena menjawab tantangan ekspor bahan mentah tanpa nilai tambah; mendorong penguatan ekonomi masyarakat desa melalui pengolahan lokal; menjawab kebutuhan akan produk kesehatan berbahan alami yang aman, murah, dan efektif; menjadi wujud kontribusi nyata universitas dalam implementasi SDGs, khususnya poin 3 (Kesehatan), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).

Diskusi yang berlangsung intens menghasilkan beragam perspektif. Para panelis dan peserta sepakat akan potensi besar hilirisasi, namun juga mencermati tantangan nyata seperti keterbatasan kapasitas pengolahan, keterjangkauan teknologi, serta pentingnya literasi masyarakat terhadap produk berbasis bahan alam. Meski demikian, terdapat konsensus kuat untuk melanjutkan riset dan pendampingan secara sistematis dan inklusif.

Kegiatan ini merupakan tahapan awal dari riset dan intervensi jangka panjang (multi-year) yang akan dilanjutkan dengan pengembangan laboratorium riset, pendampingan masyarakat petani, kolaborasi lintas institusi, dan peluncuran produk berbasis bahan alam dari lada putih untuk kesehatan gigi dan mulut.

Universitas Trisakti menegaskan komitmennya dalam mendorong inovasi yang berpihak pada masyarakat dan berbasis potensi daerah.

Share :

Baca Juga

Bangka Belitung

Jamkrida Bersama Pansus DPRD Babel Kunjungi UMKM

Bangka Belitung

Bupati Algafry Rahman Serahkan LKPD Unaudited Kabupaten Bateng TA 2024 Kepada BPK Babel

Bangka Belitung

Sekda Mie Go Hadiri Rakor Pengajuan Sewa Aset PDAM Tirta Pinang oleh PT Cinda Karya Media

Bangka Belitung

TP PKK Babel Launching Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap, dan Tangguh Bencana

Berita

Peringati HPSN 2023, Molen Berikan Perhatian Bagi Para Pekerja Kebersihan

Bangka Belitung

120 Orang Prajurit, PNS dan Persit Korem 045/Gaya Terima Penyuluhan Hukum

Bangka Belitung

Radmida Dawan: Penyusunan RKPD 2023 Harus Lebih Cermat

Bangka Belitung

Gubernur Ngetrail Tantang Medan Bebatuan Demi Petani Sejahtera