KOBA, SEPUTARINDONESIA – Kabupaten Bangka Tengah menjadi yang tertinggi dalam Realisasi Kegiatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Bangka Belitung selama periode tahun 2020 hingga 2021 dengan luas 479,9173 Ha.
Kabag Perkebunan, Demsi Apriadi seizin Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah, Sajidin mengatakan, Realisasi PSR tersebut memang menjadi angka tertinggi se-Bangka Belitung.
“di mana Bangka Induk realisasinya 68 hektar, Bangka Selatan 100 lebih hektar dan Bangka Tengah mencapai 479,9173 hektar dengan biaya mencapai 14,3 milyar (8 kelompok Gapoktan – red),” ungkapnya, Sabtu (22/10/2022).
Demsi menjelaskan, berdasarkan data perkebunan Bangka Tengah triwulan ke III selama Tahun 2022 terdapat 5 jenis komoditi unggulan yang kembangkan yakni, Kelapa Sawit, Karet, Lada, Kelapa dan Kopi, yang mana luas areal perkebunan didominasi Kelapa Sawit seluas 9,305.67 hektar dengan produksi mencapai 22,783.81 ton atau 2,860.33 kg/hektar.
“Meskipun lahan perkebunan kopi hanya seluas 79.07 hektar, Bateng sendiri masih bisa menghasilkan produk kopi di beberapa desa, seperti di C2 punya kopi pading, desa Melabun punya kopi Melbourne, desa Lampur punya kopi Gedong dan di desa Jelutung punya kopi Jeloan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan untuk Tahun 2022 ini pihaknya telah mengusulkan kegiatan peremajaan kelapa sawit pekebun Bangka Tengah untuk tahap 1 (satu) seluas 109,7238 hektar dengan rincian 2 (dua) kelompok Gakpoktan, yaitu Gapoktan Karya Tani Kelurahan Simpang Perlang seluar 42,5594 hektar dan Gapoktan Sinar Jaya Kelurahan Sungaiselan seluas 67,1644 hektar.
“Untuk saat ini kita masih menunggu surat keterangan bebas lahan gabut dari Dirjen P2KL atau Pengengendalian, Pencegahan dan Kerusakan Lingkungan KLHK, yang mana ini adalah persyaratan baru yang harus dilengkapi sesuai Permetan 03/2022,” terangnya.
Tak hanya itu, Demsi menyebutkan program ini bersifat nasional dari pusat, dari Kabupaten sendiri hanya mengusulkan.
“Adapun yang masuk klasifikasi adalah tanaman yang tidak produktif lagi, dibuktikan dengan umur tanaman yang mencapai 25 tahun, dengan produktivitas dibawah 10 ton per hektar/tahun,” sebutnya.
Ia juga menambahkan, tujuan utama program ini adalah meningkatkan produktivitas tanaman dan semuanya nanti masuk dalam RAB (Rancangan Anggaran Biaya) yakni Rp30 Juta per hektar, dengan rincian pembelian bibit, pupuk dan kebutuhan lainnya.
“Kita semua berharap dalam program ini bisa memberikan manfaat dan sejahteraan kepada para pekebun Kelapa Sawit di Bangka Tengah serta apa yang kita usulkan bisa terealisasikan secepatnya,” tutupnya.
Penulis: Robi
Editor: Redaksi