SEPUTARINDONESIA.ID|TANJUNGPANDAN – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (DRPD Babel), Herman Suhadi, Sos, menegaskan bahwa Monumen Perjuangan sebagai salah satu icon daerah yang akan di bangun di Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung merupakan milik masyarakat negeri serumpun sebalai dan mengajak semua pihak untuk menjaganya.
“Ini aset kita bersama yang harus dijaga, hanya letaknya saja dibangun di Belitung, tetap sebetulnya monumen ini adalah milik kita masyarakat Babel,” ajak Herman Suhadi, ketika ditemui reporter media usai peletakan batu pertama di Tanjung Kelayang, Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Senin (22/1) kemarin.
Pembangunan Monumen Perjuangan Pembentukan Provinsi ini menggunakan dana APBD provinsi ini telah mendapatkan persetujuan dan dukungan dari lembaga legislatif daerah Babel.
“Monumen ini dibangun diatas lahan hibah Pemkab Belitung, prosesnya antara Provinsi Babel dan Kabupaten Belitung. Silahkan kroscek ke Bakuda atau Bappeda, untuk pembangunannya apakah sudah masuk di anggaran induk atau di perubahan, yang jelas kami mendukung dan sepakat untuk pembangunan monumen ini,” kata Pimpinan DPRD Babel.
Ayak Herman sapaan Ketua DPRD Babel ini juga mengakui, bahwa monumen ini menjadi tanda berdirinya Babel sebagai provinsi sejak tahun 2000 yang silam.
“Pembangunan monumen ini adalah aspriasi tokoh presidium pembentukan dan Babel, sewaktu kami reses beberapa waktu lalu, mereka menyampaikan keinginan untuk dibangun monumen dan juga pelaksanaan hari jadi Babel dilaksanakan di Belitung,” jelasnya.
Untuk Detailed Engineering Design (DED) sudah selesai, Herman meminta, setelah nanti monumen ini selesai dibangun, dapat menjadi kebanggaan bagi masyarakat Babel dan anak cucu dimasa yang akan datang, karena monumen ini mengingatkan akan perjuangan pembentukan Babel.
Selain terkait dengan monumen, politisi PDIP ini juga menambahkan satu hal lagi yang menjadi keinginan tokoh presidium, yakni adanya buku yang menceritakan tentang Provinsi Babel, mulai dari sejarah hingga pembentukan Provinsi Babel dan pembangunnya.
“Agar nantinya buku ini dapat menjadi ilmu bagi generasi penerus, sehingga mereka bisa terus mengenang perjuangan pembentukan provinsi ini dan semangat untuk mengisinya dengan pembangunan dan hal-hal positif,” pungkasnya.