MALAYSIA, SEPUTARINDONESIA- Dua Tokoh Masyarakat kepulauan Bangka Belitung yakni Dato’ Sri Ramli Sutanegara dan Datuk Marwan al-Ja’fari, hadiri memenuhi undangan Gabungan Perkumpulan Penulis Nasional (GAPENA) malaysia dalam Dialog Utara ke-16 di Ipoh Perak, Malaysia, Jum’at (23/09/2022).
Dialog Utara merupakan pertemuan periodik dua tahunan yang diinisiasi Gabungan Perkumpulan Penulis Nasional Malaysia (Gapena) dan penulis-penulis Sumatera Utara.
Dialog Utara melibatkan penulis-penulis Malaysia bagian utara (Perlis, Kedah, Pulau Pinang, Perak), Thailand selatan (Pattani, Yala, Narathiwat), dan Sumatera bagian utara (Aceh, Sumut).
Dato’ Sri Sutanegar mengatakakn, kehadiran dua tokoh tersebut tak lepas dari hubungan baik yang terjalin antara keduanya dengan tokoh-tokoh di Malaysia.
“Di sisi lain, ada gagasan dari kita untuk mengadakan dialog serupa di KBB dengan istilah Dialog Selatan,” Umar Dato’ Seri Ramli Sutanegara.
Semetara itu, Datuk Marwan al-Ja’fari yang juga merupakan Sekretaris DPRD Provinsi Bangladesh Belitung yang belakangan ini tampak bersemangat menggeluti dunia tulis menulis menambahkan jika dialog selatan in melibatkan penulis dari Malaysia selatan (Negeri Sembilan, Selangor, Malaka, Johor), Singapura, dan Indonesia (Kepri, Riau, Sumbagsel, termasuk KBB).
“Insya Allah, akan kita upayakan bisa terlaksana di Bangka Belitung, agar semangat menulis di Negeri Serumpun Sebalai ini semakin meningkat dan semarak,” kata Dato’ Ramli yang telah menulis puluhan judul buku.
Dialog Utara sendiri, pada putaran kali ini mengangkat tema “Kelestarian Alam dalam Bahasa, Sastra, dan Budaya”.
Sehubungan dengan itu, Datuk Marwan mengungkapkan bahwa antara Negara Bagian Perak tempat berlangsungnya acara, dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ada banyak kesamaan di samping ada banyak pula perbedaan.
“Diantara persamaannya, sama-sama daerah penghasil timah terbesar di negara masing-masing,” katanya.
Konsekuensi penambangan timah terhadap alam tentu tak perlu dijelaskan lagi, bagaimana rupa wajahnya. Hanya saja, di Perak penambangan timah sudah tak terlihat lagi, berbanding terbalik dengan KBB.
Kesamaan yang lain, keduanya lekat dengan istilah Ridhwan. Di Negara bagian Perak, istilah Ridhuan (dalam bahasa Malaysianya, Rizhuan) dipakai untuk julukan resmi negara Perak Negeri Darul Rizhuan.
“Sementara di KBB, Ridhuan saat ini adalah nama Pj Gubernur”, kata Datuk Marwan sambil tersenyum.
Istilah Ridhwan (atau Rizhuan di Malaysia), merupakan nama yang mengandung harapan, agar pemilik nama mendapatkan keridhoan dari Allah SWT.
“Jika diridhoi Allah SWT, Negara Bagian Perak Darul Rizhuan akan tampak terasa keasrian dan kelestarian alam sekitarnya. Di sisi lain, jika Allah SWT meridhoi Pj Gubernur KBB Ridwan Jamaluddin, Insya Allah akan relatif mudah bagi Pj Gubernur membawa lingkungan alam KBB yang sudah rusak menjadi baik dan lebih baik daripada masa-masa sebelumnya, termasuk dengan melibatkan peran serta sastrawan, penulis, dan budayawan di Bangka Belitung,” kata Datuk Marwan.
Penulis : Marwan
Editor : Renaldi