Home / Bangka Belitung / Blog / Ekonomi / Headline / Jakarta

Kamis, 2 Februari 2023 - 07:02 WIB

Belasan Tahun Penantian Disahkannya RUU Daerah Kepulauan

JAKARTA, SEPUTARINDONESIA- Ketua Badan Kerja Sama Provinsi Kepulauan (BKSDK) Ali Mazi, mendesak pemerintah pusat dan DPR untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Daerah Kepulauan. Dengan hadirnya aturan tersebut diharapkan dapat mempercepat pembangunan di daerah kepulauan.

Sebagai informasi, di dalam Badan Kerja Sama Daerah Provinsi Kepulauan terdiri dari delapan provinsi kepulauan, yakni Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

“Kami memperjuangan Rancangan Undang-Undang Daerah Kepulauan sudah sekitar 19 tahun. Kalau regulasi tidak berpihak kepada kita, kami (provinsi kepulauan) bisa mati pelan-pelan,” kata Ali Mazi yang juga Gubernur Sulawesi Tenggara dalam acara Dialog Daerah Kepulauan yang diselenggarakan TEMPO Media Group II di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (31/1).

Oleh karena itu, ia berharap RUU ini harus secara serius mendapat perhatian pemerintah pusat. Menurutnya, tidak ada kata lain untuk mendorong percepatan pembangunan agar indikator-indikator yang menunjukkan ketimpangan, kesenjangan daerah kepulauan tidak terus terjadi.

Kedepan, Ia bersama gubernur dari provinsi kepulauan lainnya akan bertemu kembali untuk merumuskan strategi, sehingga kebijakan pengesahan, dan percepatan RUU itu segera direalisasikan.

“Saya yakin kalau ini disikapi serius, ditambah dukungan dengan media sekaliber Tempo, tahun 2023 RUU ini bisa disahkan,” harapnya.

Hal senada juga diutarakan Feri Insani, Kepala Bappeda Prov. Kep. Bangka Belitung yang hadir mewakili Penjabat Gubernur Ridwan Djamaluddin. Ia memaparkan urgensi dalam percepatan pengesahan RUU tersebut dengan menggambarkan betapa sulitnya membangun kesejahteraan di provinsi kepulauan.

“Membangun di daerah kepulauan itu tidak mudah. Butuh tantangan untuk mendatangkan investasi di daerah kepulauan. Problem kita sama, yaitu infrastruktur,” katanya.

Terdapat tujuh isu krusial yang dibahas dalam diskusi tersebut, antara lain kelautan dan perikanan, perhubungan, energi dan sumber daya mineral, pendidikan tinggi, kesehatan, perdagangan antarpulau dalam skala besar, dan isu ketenagakerjaan.

Acara juga diisi dengan diskusi panel yang diisi oleh Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono, akademisi dari bidang kelautan dan perikanan, bidang ekonomi, bidang perundang-undangan dan administrasi pemerintahan, dan bidang otonomi daerah.

Share :

Baca Juga

Bangka Belitung

Berbagi Kado Imlek, Bantuan bagi Masyarakat Tionghoa Jadi Tradisi PT Timah

Bangka Belitung

Gedung BNNP Retak, PPKĀ  Pembangunan Perpustakaan Provinsi Babel Buat Geram Kepala BNNP Hingga Lapor KPK, Polda, dan Kejati

Bangka Belitung

Ketua DPRD Didit Srigusjaya Dampingi Kunker Kepala Staf Angkatan Darat TNI

Bangka Belitung

Pentingnya Hak Atas Informasi, Yus Derahman Bahas Perda Keterbukaan Informasi Publik

Bangka Belitung

Meski Diguyur Hujan, Ketua DPRD Babel Tetap Tinjau Pengerjaan Jalan Ibul – Parittiga

Bangka Belitung

Bupati Algafry Rahman : Hasil Lelang Barang Tambang Ilegal akan Diupayakan Untuk Rehabilitasi AlamĀ 

Bangka Belitung

Merajut Silaturahmi dan Menguatkan Kebersamaan, PT Timah Tbk Bakal Gelar Beragam Kegiatan Saat Ramadan

Bangka Belitung

Jokowi Puji Bangka Belitung, Wisatawan dan Pejabat di Intruksikan Untuk Wisata ke Babel dan Pemprov Dapat Tambahan Anggaran Rp.10,81 Miliyar