SEPUTARINDINESIA.ID – Ada banyak kawan yang betanya, bang kenape keluar dari zona nyaman dan lebih memilih profesi wartawan, tolong sedikit ceritakan pengalaman nya selama jadi wartawan..?
Jadi, saya ingin bercerita sedikit mengenai perjalanan karir saya kenapa
lebih memilih profesi sebagai wartawan, dan juga bercerita terkait apa saja pengalaman yang di dapat selama menjadi seorang wartawan.
Mengapa pertanyaan ini harus dijawab? ini tentu untuk meluruskan niat.
Tapi sebelumnya saya akan memberikan gambaran; sebagai pencari dan pembuat berita, sehari-hari saya tentu bertemu dengan banyak rekan-rekan seprofesi. Dan perbincangan kami sedikit banyak pernah menyinggung pilihan profesi wartawan.
Bersama rekan-rekan, saya banyak memetik pelajaran dan inspirasi dari kisah-kisah perjalanan hidup mereka dalam menjalani pilihan hidupnya berprofesi sebagi wartawan.
Kisah-kisa inspiratif tersebut, banyak yang semakin memupuk komitment kami khususnya saya dalam memilih jalan hidup menjalankan profesi wartawan. Namun tak sedikit pula dari kisah-kisah yang ada, justru mengungkap kenyataan lain yang saya simpulkan; masih banyak yang harus dibenahi. Pada wartawannya, dan pada manajement perusahaan medianya.
Kami cinta profesi ini. Bukan karena tidak ada pekerjaan lain dan bukan karena tidak memiliki peluang memilih pekejaan lain. Dan telah banyak yang membuktikannya; banyak rekan yang berpfofesi wartawan, pernah ditawari pekerjaan menggiurkan di bidang lain. Tetapi mereka tetap bertahan setia kepada profesinya sebagai wartawan.
Satu alasannya yaitu; Idealisme. Itulah kata kunci yang menguatkan niat dan harus dipegang kuat oleh seseorang dalam pilihannya menjalankan profesi wartawan. Dan karena wartawan adalah profesi, maka tentu idealisme tersebut juga harus dibarengi profesionalitas seorang wartawan. Dan idealisme tetap harus jadi ruh dan semangat seorang wartawan dalam menjalankan profesinya.
Idealisme dan profesionalisme ini penting untuk menegakkan harkat dan martabat pers yang di dalamnya ada wartawan yang dituntut bekerja penuh tanggung jawab dan tidak untuk sekedar gagah-gagahan semata.
Idealisme dan profesionalisme memang tidak mudah. Karena harus diakui masih banyak yang memandang sinis terhadap profesi wartawan. Kondisi tersebut tak lepas dari akibat perilaku menyimpang dari tidak sedikit yang berprofesi wartawan itu sendiri.
Terungkap misalnya, ada cerita tentang bagaimana wartawan menyalahgunakan profesinya; memeras, mengancam, membuat berita bohong, dan berbagai bentuk delik pers lain yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang bersangkutan.
Padahal pilihan profesi menjadi wartawan seharusnya menjadi pilihan sadar bagi siapa saja yang bergelut dalam bidang ini. Dan pilihan sadar hanya akan lahir dari seseorang jika mengetahui kelebihan, keuntungan, dan peluang menjadi wartawan.
Seorang wartawan juga harus paham tentang konsekuensi, tantangan, dan hambatan yang bakal dihadapi. Keuntungan, kelebihan dan peluang bagi seorang wartawan misalnya; bisa ikut mengembangkan kebebasan, demokrasi, membela masyarakat kecil, dan peningkatan kemanusiaan sesuai dengan fungsi pers sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol sosial, dan sebagainya.
Dengan pengetahuan tersebut, maka pilihan breprofesi sebagai wartawan adalah sebuah pilihan hidup yang harus dijalani dengan idealisme dan bukan sekedar pekerjaan yang berorientasi hanya untuk mencari uang semata. Sebab itu jika ditanya; Mengapa memilih profesi jadi wartawan? Jawabannya; Idealisme!
Penulis : Renaldi