PANGKALPINANG, SEPUTARINDONESIA- Sebagai forum stakeholder dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah untuk menyepakati kebijakan pada tahun berikutnya yakni tahun 2023, Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang gelar rutinitas penting tahunan yakni Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Ruang Rapat Bappeda dan Litbang Kota Pangkalpinang, Kamis (17/03/2022).
Diketahui, Musrenbang diatur dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan diatur oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas untuk tingkat nasional dan Badan Pembangunan Daerah (Bappeda).
“Kita patut bersyukur untuk tahun 2021 ini beberapa capaian pembangunan melebihi apa yang telah kita targetkan, sampai hari ini nilai investasi kota Pangkalpinang tahun 2021 mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 3,3 Triliun, naik drastis sekitar 602,3 % dari target investasi yang direncanakan sebesar 560 Miliar”, ungkap Wali Kota Pangkalpinang, Dr. Maulan Aklil dalam sambutannya sekaligus membuka Musrenbang tersebut.
Molen sapaan akrab Maulan Aklil, menyebut tingginya nilai investasi akan memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya pengangguran. Berdasarkan data dari BPS jumlah pengangguran terbuka kota Pangkalpinang berkurang dari semula 6,93 persen pada tahun 2020, dan sekarang menjadi 6,81 persen pada tahun 2021.
“Kami sampaikan juga bahwa pertumbuhan ekonomi melejit sangat jauh sekali dibandingkan tahun 2020 sebesar 3,01 persen, sekarang ditahun 2021 sebesar 9,27 persen. Capaian pertumbuhan ini sangat jauh melampaui pertumbuhan ekonomi Provinsi Bangka Belitung sebesar 5,05 persen dan nasional sebesar 3,69 persen”, ujarnya.
Adapun sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan positif tersebut secara garis besar terdapat tiga sektor, yakni sektor perdagangan 24,59 persen, industri pengolahan 17,19 persen dan kontruksi 11,49 persen.
Selanjutnya untuk pencapaian Indeks Pembangunan Gender (IPG), Indeks Kesehatan dan Pendidikan Kota Pangkalpinang tahun 2021 juga sesuai dengan target bahkan melampaui target yang direncanakan.
“IPG ditargetkan sebesar 93,16 realisasinya menjadi 93,25 bahkan menjadi capaian IPG tertinggi se-Provinsi Bangka Belitung. Indeks Kesehatan ditargetkan sebesar 82,14 realisasinya menjadi 82,10 atau capaiannya sebesar 99,9 persen. Sedangkan Indeks Pendidikan ditargetkan sebesar 69,79 realisasinya 70,30 atau capaiannya sebesar 100,73 persen”, terang Molen.
Menurutnya, capaian angka Indeks Pembangunan Gender, Kesehatan dan Pendidikan tahun 2021 yang memenuhi bahkan melampaui target mengindikasikan komitmen sekaligus kinerja Pemerintah Kota Pangkalpinang melaksanakan pembangunan dibidang kesetaraan gender, sektor pendidikan dan kesehatan.
“Keberhasilan kinerja dalam pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan tentu sangat berpengaruh positif pada capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), capaian IPM Kota Pangkalpinang sejak tahun 2019 sampai tahun 2021 terus mengalami pertumbuhan sebesar 0,77 persen dan merupakan capaian tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”, kata Molen.
Molen menjelaskan, capaian IPM Kota Pangkalpinang pada tahun 2019 sebesar 77,97 meningkat menjadi 78,57 pada tahun 2021. Diketahui, IPM merupakan indikator yang penting, diakui dan menjadi standar dalam mengukur kinerja atau keberhasilan daerah dalam pembangunan sektor pendidikan, kesehatan dan pendapatan.
Angka IPM tertinggi juga dapat menentukan rekor pembangunan disuatu daerah, IPM merupakan data strategis karena digunakan sebagai salah satu alokator penentuan dana alokasi umum.
Kembali ia membeberkan sejumlah fakta menarik lainnya, pada sektor pariwisata ditahun 2021 secara perlahan dan bertahap mulai menunjukkan pemulihan. Padahal dua tahun lebih dunia internasional (termasuk Pangkalpinang) mengalami Pandemi Covid-19 yang membuat seluruh kabupaten kota dan provinsi di Indonesia mengalami fluktuasi.
“Alhamdulillah sekarang kita mulai ditahun 2021 mengalami kenaikan, dilihat dari angka kunjungan wisatawan ke Kota Pangkalpinang pada tahun 2020 yang sebanyak 133.648 orang menjadi 195.230 orang pada tahun 2021”, jelasnya.
Akibatnya, berdampak positif pada peningkatan capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata sebesar 17,4 Miliar, naik sekitar 113 persen dari target yang direncanakan sebesar 15 Miliar Rupiah. Atas pencapaian tersebut, Wali Kota Molen meminta tidak mengalami penurunan ditahun 2022 dan apa yang telah rencanakan akan selalu on the track, sesuai dengan apa yang direncanakan.
“Untuk kita melihat gambaran kondisi tahun 2020 dan 2021 ada baiknya kita flashback kebelakang yaitu waktu Covid-19 masih melanda. Pada saat itu laju percepatan Covid bisa dikendalikan namun belum dapat diprediksi kapan akan mengalami penurunan. Dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 pemerintah mengambil langkah strategis menetapkan dan memberlakukan berbagai bentuk kebijakan seperti penerapan Protokol Kesehatan, Social Distancing, Phisical Distancing dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)”, kata Molen.
Ia menerangkan, kongkritnya seluruh daerah termasuk Kota Pangkalpinang dilakukan pembatasan dan penutupan aktivitas ditempat keramaian seperti pasar, objek wisata, tempat ibadah, restauran, cafe dan lain-lain.
Hal tersebut telah memberikan dampak nyata bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kota Pangkalpinang, dampak itu dirasakan langsung dalam keseharian masyarakat, semua aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat terpukul dan terguncang, banyak aktivitas publik terhenti baik secara sukarela maupun dipaksa.
“Kita harus pinter-pinter berjibaku, bermetamorfosis dan menari dengan irama yang berubah-ubah dan tidak menentu ini”, tutupnya. (*)