BANGKA TENGAH, SEPUTARINDONESIA- Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah melalui Dinas Kesehatan Bangka Tengah mengggelar Monitoring dan Evaluasi Pokjanal Posyandu Kabupaten Bangka Tengah di Hotel Santika, Kecamatan Pangkalan Baru, Rabu (12/10/2022).
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya pemerintah dalam menyikapi tingginya kasus stunting atau kondisi gagal pertumbuhan (tubuh dan otak) di Bangka Tengah.
Saat ini, Kabupaten Bangka Tengah memiliki 140 posyandu yang tersebar di setiap desa dan kelurahan. Kegiatan posyandu dilaksanakan setiap bulan secara rutin dengan kegiatan utama posyandu. Sesuai dengan data laporan Triwulan ke III Tahun 2022 dilaporkan jumlah posyandu aktif (posyandu Purnama dan Mandiri) di Kabupaten Bangka yaitu sebesar 103 posyandu (74%) dari 140 Posyandu yang cakupan kegiatan utama posyandu telah mencapai 50%.
Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman mengatakan sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu program yang harus dikomitmenkan oleh pemerintah melalui posyandu yang ada di Bangka Tengah.
“Kenapa kita harus menggiatkan program ini, karena setelah pasca pendemis ada banyak penurunan kemauan dan keinginan masyarakat untuk berkunjung ke posyandu, padahal program tersebut sangat tepat dan baik untuk dilaksanakan,” ujarnya.
Ia juga berharap, adanya kegiatan ini dapat diperhatikan oleh semua Tim Pokjanal, agar program ini dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
“Kegiatan ini kami harapkan dapat menginspirasi dan menyemangati kembali semua tim Pokjanal Kabupaten dan tim Pokjanal Kecamatan dalam menyusun rencana-rencana kegiatan untuk mengaktifkan Pokjanal Posyandu yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Bangka Tengah, Eva Algafry Rahman menyebutkan Pokjanal Posyandu Kabupaten memiliki tanggung jawab yang besar, tidak hanya memberikan penyuluhan tapi juga bisa memberikan contoh yang baik untuk kedepannya.
“Kita telah melakukan berbagai upaya, seperti melakukan roadshow berkeliling ke posyandu-posyandu, yang mana awalnya memang hanya untuk melihat keadaan posyandu, tapi sebenarnya kita sedang mengajak para perangkat Desa, Kelurahan dan Kecamatan untuk ayo sama-sama gerakkkan Posyandu di Desa/Kelurahan,” sebutnya.
Terkait dengan kasus stunting, Eva mangatakan ada banyak yang perlu diperhatikan oleh masyarakat untuk semua anak didiknya.
“Kita malu masih punya kasus stunting, karena stunting ini bukan karena tidak sangup makan, namun karena pola asuh, pila makan dan pola didik yang salah,” ujarnya.
“Posyandu dapat melakukan deteksi awal stunting dengan cara datang ke posyandu setiap bulannya, sehingga perkembangan balita dapat diketahui dan dapat lebih mudah kita lakukan intervensi,” tutupnya.
Penulis: Robi
Editor: Redaksi