Home / Bangka Belitung / Berita / Daerah

Kamis, 2 Juni 2022 - 19:03 WIB

Pj Gubernur: Saya Ingin Menghijaukan Babel

PANGKALPINANG, SEPUTARINDONESIA- Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin, mengajak pihak-pihak terkait untuk secara masif melibatkan masyarakat dalam menanggulangi masalah kerusakan lingkungan, agar lingkungan hidup di Babel semakin membaik.

Hal ini diungkapkan Pj Gubernur Babel saat membuka audiensi dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur Babel, Kamis (2/6/2022).

“Salah satu program penting saya adalah mengatasi penyelesaikan masalah kerusakan lingkungan, khususnya lubang-lubang bekas tambang. Secara keseluruhan yang kita diskusikan hari ini akan menjadi salah satu dari program besar. Saya ingin menghijaukan Babel,” ujarnya.

Dirinya juga sudah berbicara dengan perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan untuk melakukan reklamasi pasca tambang. Karena, lanjutnya, menurut regulasi semua perusahaan itu diwajibkan memulihkan kembali kondisi ekologi.

“Mari kita berbagi peran, badan asosiasi perannya apa, tugas kami di pemerintah daerah apa, dan tugas itu kita bagi-bagi. Insyaallah kalau kami, saya di dua tempat (sebagai Pj Gubernur Babel dan sebagai Dirjen Minerba Kementerian ESDM), akan berkomitmen penuh untuk melaksanakan program ini. Karena sudah saya katakan, kita tidak punya pilihan lain selain menghadirkan negara untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan hidup di Babel ini membaik,” terangnya.

Pj Gubernur Ridwan Djamaluddin juga mengatakan, dari paparan pemetaan area yang dilakukan, nantinya Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Babel, serta Dinas ESDM Babel tinggal mencocokkan area mana yang akan diidentifikasi sebagai pilot project. Dari peta ini juga, kemudian Pemprov Babel akan menyurati Bappenas, dan Kementerian LHK untuk menjadi satu dari 13 daerah pembibitan di Indonesia.

Purwadi selaku Sekjen APHI, dalam paparannya menjelaskan tantangan pengelolaan HTI di Babel, diantaranya areal terdegradasi eks tambang, permasalahan tenurial, dan sosial/tumpang tindih lahan HTI dengan sawit, dan pengelolaan areal tidak kompak.

“Untuk mengatasi ini, perlu sebuah terobosan atau _win-win solution_ yang bisa diciptakan antara pemegang izin perusahaan, bagaimana pemerintah memfasilitasi menjadi katalisator mempercepat solusi,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, terdapat beberapa potensi pengembangan multi usaha kehutanan di Babel, diantaranya pengembangan HTI jenis Akasia untuk industri serpih/pulp, dan jenis Cemara Laut Akasia, dan Gamal untuk _feed stock_ _co-firing_ PLTU PLN Air Anyir (kerja sama PT Inhutani V dan PLN).

Selain itu, ada juga agroforestry, yang merupakan program tumpang sari tanaman sengon/karet dengan singkong pembangunan industri pengelolaan tepung tapioka/mokaf skala menengah, dan tanaman buah-buahan (jengkol, lada, alpukat), yang dilakukan kemitraan dengan masyarakat.

Sementara itu, ada empat potensi lainnya seperti agrosilvofishery, hasil hutan bukan kayu tanaman kayu putih, ekowisata taman wisata bunga, dan penyelesaian tanaman sawit yang terbangun di area HTI.

Share :

Baca Juga

Daerah

Petani Kelapa Sawit di Bateng Akan Terima Sarpras Dari Pemerintah

Berita

Pentingkah Ketahanan Pangan Berkelanjutan?

Bangka Belitung

Tindak Lanjuti Aduan Masyarakat Terkait Fuel Card, DPRD Babel Datangi Kantor BRI

Bangka Belitung

Resah Diberitakan Tak Berimbang Oleh Beberapa Media, PJ Gubernur Suganda Berikan Klarifikasi Dihadapan Puluhan Wartawan

Berita

Pengurus DPD JPKP Sinjai Resmi Di Kukuhkan

Bangka Belitung

Pj Ketua TP PKK Safriati Safrizal Buka Jambore Kader PKK Babel 2024

Bangka Belitung

Gencarkan Penanaman Mangrove, Langka Nyata PT Timah Dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Bangka Belitung

Bupati Algafry Launching Inovasi Cegah Stunting di Bateng