BANGKA TENGAH, SEPUTARINDONESIA- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar kegiatan dengan tema Konsolidasi Media dalam rangka Penguatan Pemberitaan Pengawasan Tahapan Pemilihan Serentak Tahun 2024.
Kegiatan yang dilaksanakan di Esenbi Cafe dan Resto itu menghadirkan narasumber kompeten yakni antaraain Vito dari Jurnalis Kompas, dan Emirizon Kepala Stasiun TVRI Babel.
Ketua Bawaslu Provinsi Kepulauan Babel, Em Osykar mengatakan media mempunyai peran penting dalam Pilkada, salah satunya dalam hal pemberitaan.
Ia berharap pemberitaan di media tidak menggiring opini ataupun berita negatif yang sifatnya merugikan seseorang ataupun pasangan calon yang saat ini pilkada sedang berlangsung.
“Media memiliki peranan yang sangat penting dalam menyebarkan informasi yang objektif dan edukatif pada masyarakat,” ucap Em Osykar, Kamis (21/11/2024).
Maka dari itu, ia menjelaskan bahwa peran media sangat membantu kami untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat.
“Terima kasih kepada rekan-rekan media yang telah membersamai kami dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan pilkada yang berhasil dilihat dari tingginya angka partisipasi pemilih yang datang ke TPS dan menggunakan hak pilih mereka.
“Semoga pilkada kondusif, apalagi sebentar lagi memasuki masa tenang diharapkan tidak ada lagi kegiatan yang bersifat kampanye,” ujarnya.
Sementara itu, Jurnalis Kompas.com, Vito mengatakan bahwa fenomena pemilu paling rumit sedunia fana dari 37 provinsi dan 508 Kabupaten/Kota.
Kontestasi kerawanan Babel ada dipringkat ke 5, Babel juga masuk 4 besar kerawanan kampanye di media sosial pilkada 2024.
“Jadi khusus Babel memang tingkat kerawanan dalam pemilu memang agak rawan,” ucap Vito.
“Walaupun kampanye sudah selesai tetapi dalam pungut hitung perlu diperhatikan tingkat kerawanannya, apalgi Babel masuk 10 besar dari indeks kerawanan,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan dalam indek kerawanan ada yang namanya Jurnalisme Damai, ini merupakan suatu pendekatan reportasi yang memang ditetapkan di daerah konflik.
“Hal itu guna melihat bagaimana liputan kita lebih bertanggung jawab khusunya di daerah konflik,” jelasnya.
Dalam Jurnalisme Damai ada tiga tahapan diantaranya; Jauhi Sensasi, Solutif dan Cek Fakta.
“Apabila 3 tahapan tersebut dijalankan dengan baik, maka pemberitaan yang kita beritakan teruji dan sesuai fakta,” ujarnya.