BANGKA TENGAH, SEPUTARINDONESIA – Pasca Kenaikan Harga BBM, para pelaku UMKM juga mengeluh adanya kenaikan harga bahan pokok dan gas elpiji 3 kilogram. Atas kenaikan ini memberikan dampak pada pendapatan pelaku usaha menurun.
“Harga gas yang biasanya 25 rb di eceran tapi sekarang naik menjadi 30 rb, harga minyak juga dari 14 rb kini 15 rb dan harga ikan kerok naik hingga 45 rb perkilogram,” ungkapnya kepada Seputarindonesia.id Kamis, (29/9/2022).
Ia juga mengatakan, walaupun kenaikan ini tidak telah signifikan tetapi berdampak pada usahanya, tidak hanya pendapatan menurun tapi juga meningkatnya bahan pembuatan dagangan.
Ela juga menambahkan, jatah yang mereka dapatkan dalam seminggu hanya 1 gas 3 kilogram saja, padahal secara kebutuhan dalam 3 hari itu bisa menghabiskan 2 tabung gas.
“Saya ini jualan tidak hanya kebutuhan dagangan tapi juga keluarga, sedangkan jatah tabung gas hanya 1 perminggu,” tambahnya.
Dengan kenaikan ini, Ela menuturkan mau tidak mau dengan harga tersebut mereka ambil karena sangat dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari nya.
“Pedagang-pedagang di Syafri Rachman ini sangat perlu gas untuk jualan dan masak. Biarpun barangnya langka dan harga 30 rb tetap saya ambil dari pada tidak ada,” tuturnya.
Tidak hanya itu, ia juga menyebutkan gas ini merupakan sumber utama dari dagangannya.
“Saya jualan pempek, gorengan dan lain-lain, semunya ini harus direbus dan digoreng. Kalau gasnya kosong, saya gak bisa jualan, sedangkan keuntungan dari dagangan saya juga habis untuk makan sehari,” sebutnya.
“Biasanya untung dalam sehari ini 50 rb sampai 80 rb. Tapi sekarang menurun sekita 40 rb sampai 70rb itupun tidak tentu,” lanjutnya.
Ela berharap agar gas dari agen tersebut dapat memberikan jatah lebih dari 1 dalam seminggu begitu juga dengan para pedagang kecil lainnya.
“Kalau bisa diagen itu harga 20rb untuk para pedagang warung lainnya dan jatah tidak hanya 1 dalam seminggu. Mohon bantuannya kepada kami pedagang kecil ini,” harap Ela.