BANGKA, SEPUTARINDONESIA- Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam waktu dekat akan menggelar Jambore Nasional Relawan Lingkungan untuk yang ketiga kalinya.
Kegiatan itu akan diselenggarakan pada 9 s.d 11 November yang akan dilaksanakan di Batu Mentas, Desa Kelekak Datuk, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.
Dengan mengusung tema “Merajut Jejaring Relawan Lingkungan Nasional untuk Mendukung Pencapaian Folu Net Sink 2030”, jambore ketiga ini dirasa akan lebih meriah, karena diikuti ratusan relawan lingkungan dari seluruh Indonesia.
“Rencananya akan diikuti sekitar 400 sampai 500 orang peserta dari Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai seluruh Indonesia dan peserta lingkup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” kata Slamet selaku ketua Steering Commite.
Ia menjelaskan, adapun kegiatan jambore relawan lingkungan nasional itu digelar, karena ini merupakan rangkain dari program kerja dua tahunan Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Ini berdasarkan program kerja Fordas Babel Tahun 2023, dimana kegiatan tersebut guna memberi pembekalan pengetahuan, pemahaman, dan kepedulian lingkungan dengan “Belajar Bersama di Alam” sekaligus mengenalkan Jambore Relawan Lingkungan ke level Nasional, dalam bentuk Jambore Nasional Relawan Lingkungan Tahun 2023,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, lingkungan merupakan bagian terpenting bagi suatu kehidupan, dimana segala sesuatu yang ada di sekitarnya saling berhubungan dan memiliki peran timbal balik satu dengan yang lain.
“Sayangnya, dengan pesatnya pertumbuhan dan kemajuan zaman, lingkungan seakan terus tergerus tidak hanya untuk kawasan pemukiman, kebutuhan ekonomi masyarakat serta eksploitasi sumber daya alamnya,” jelasnya.
Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana, akan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman hayati dan nilainya.
Wisata Alam & Tarsius Sanctuary Batu Mentas adalah sebuah destinasi wisata yang dikembangkan dengan misi besar yaitu membangun ruang edukasi, konservasi dan pemberdayaan masyarakat dan keberadaannya yang berada pada “buffer zone” hutan lindung Gunung Tajam memang dimaksudkan untuk menjaga kelestarian flora fauna yang ada di HL Gunung Tajam serta menyelamatkan mata air yang menjadi pemasok beberapa sungai di Pulau Belitung.
“10.000 anak yang teredukasi di wisata alam Batu Mentas ini, mulai dari tingkat TK hingga mahasiswa. Belum lagi ratusan mahasiswa baik D3, S1, S2 yang melakukan penelitian, magang, hingga menyusun skripsi maupun disertasi disini,” tandasnya.
“Dalam bidang konservasi, berbagai kegiatan konservasi flora, fauna dan lingkungan kami lakukan disini,” lanjutnya. (Renaldi).